Selasa, 16 Oktober 2012

Install Stardict-KBBI di CentOS 5

CentOS adalah salah satu distribusi linux yang bersumber dari Red Hat Enterprise Linux yang tersohor sebagai distribusi linux untuk enterprise yang kebanyakan fokus ke server dan bukan desktop.

Karena itu berbagai aplikasi dan library yang ada kebanyakan bukan tergolong versi terakhir, mungkin karena lebih mempertimbangkan kestabilan. Bahkan aplikasi-aplikasi yang cukup menarik tidak dapat kita jumpai di repository CentOS. Salah satu contohnya aplikasi stardict-kbbi yang cukup membantu kita dalam berbahasa Indonesia yang lebih baik. Aplikasi ini cukup mudah diinstall dengan distro seperti Ubuntu.

Lalu bagaimana apabila kita menggunakan CentOS yang tidak menyediakan KBBI pada repository. Berikut ini adalah catatan saya saat menginstall KBBI.

1. Install terlebih dulu stardict

# yum install stardict
Loaded plugins: fastestmirror
Loading mirror speeds from cached hostfile
* base: mirror.ventraip.net.au
* extras: mirror.ventraip.net.au
* rpmforge: mirror-fpt-telecom.fpt.net
* updates: mirror.ventraip.net.au
Setting up Install Process
Resolving Dependencies
--> Running transaction check
---> Package stardict.i386 0:2.4.5-5 set to be updated
--> Finished Dependency Resolution
 
Dependencies Resolved
 
================================================================
 Package       Arch      Version           Repository    Size
================================================================
Installing:
 stardict      i386      2.4.5-5           base          833 k
 
Transaction Summary
================================================================
Install 1 Package(s)
Upgrade 0 Package(s)
 
Total download size: 833 k
Is this ok [y/N]: y
Downloading Packages:
stardict-2.4.5-5.i386.rpm           | 833 kB     00:18
Running rpm_check_debug
Running Transaction Test
Finished Transaction Test
Transaction Test Succeeded
Running Transaction
Installing : stardict 1/1
 
Installed:
stardict.i386 0:2.4.5-5
 
Complete!

Stardict sudah dapat diakses dari menu Application > Accessories > StarDict.
StarDict ini masih kosong atau belum memiliki database kamus.
 
 
2. Kini kita harus mendownload database kamus KBBI yang memiliki format yang digunakan oleh StarDict.
Kita bisa menggunakan database KBBI milik Steven Haryanto yang disediakan di GitHub.
 
 
Download file tersebut, misalnya contoh disini stardict-kbbi-2.4.2.tar.bz2 dan misalnya letakkan di /home/dony 
 
3. Install database KBBI dengan menjalankan perintah berikut ini.
# cd /usr/share/stardict/
 
# mkdir dic  
# ls -l
total 12
drwxr-xr-x 3 root root 4096 Oct 17 08:48 dic
drwxr-xr-x 2 root root 4096 Oct 17 08:44 pixmaps
drwxr-xr-x 2 root root 4096 Oct 17 08:44 sounds
 
# cd dic/
 
# cp /home/dony/stardict-kbbi-2.4.2.tar.bz2 /usr/share/stardict/dic/
 
# ls
stardict-kbbi-2.4.2.tar.bz2
 
# tar xfj stardict-kbbi-2.4.2.tar.bz2
 
# ls
stardict-kbbi-2.4.2
stardict-kbbi-2.4.2.tar.bz2
 
# rm stardict-kbbi-2.4.2.tar.bz2
rm: remove regular file `stardict-kbbi-2.4.2.tar.bz2'? y

 
4. Jalankan kembali StarDict dan klik pada gambar kunci pas (Manage dictionaries). Nantinya akan terbuka jendela Manage dictionaries dan klik pada tombol Dictionaries. Dalam daftar dibawahnya akan muncul nama Kamus Besar Bahasa Indonesia dan seterusnya, klik tombol Close.  
 
5. Untuk mengaktifkan database KBBI tutup StarDict dengan klik icon pintu dan buka ulang kembali StarDict.
 
 
Cara penggunaan StarDict tentunya tidak perlu diajarkan bukan?
 
 
Selesai.

Senin, 11 Juni 2012

Akses Google Sudah Memakai IPv6

Kebetulan hari Selasa, 12 Juni 2012, banyak user yang melaporkan browser di komputer mereka tidak dapat membuka layanan mesin pencari dan webmail Google.
Setelah diperiksa di squid log memang tertulis aksesnya sebagai berikut:

TCP_MISS/503 0 CONNECT apis.google.com:443 - DIRECT/2404:6800:4003:800::1000 -
TCP_MISS/503 0 CONNECT mail.google.com:443 - DIRECT/2404:6800:4003:802::1016 -
TCP_MISS/503 0 CONNECT www.google.com:443 - DIRECT/2404:6800:4003:800::1010 -

Wow, ipv6 sudah mulai diberlakukan aksesnya di squid box saya ya?

Melihat versi squid yang memakai squid 3.1 seharusnya ipv6 sudah disupport. Tapi kenyataannya kenapa request dari komputer client sepertinya tidak dapat dilakukan sementara browsing dari linux box dimana squid berada normal-normal saja?

Akhirnya saya teringat kembali tahap pertama saat akan melakukan internet sharing yaitu enable-kan ip forwarding. Tapi perintah ip forwarding yang ada dalam file /etc/sysctl.conf sebelumnya hanya untuk ipv4.

Solusi masalah di squid tersebut akhirnya adalah dengan membuat agar kernel bisa melakukan forwarding ipv6 dengan perintah berikut ini:
# sysctl -w net.ipv6.conf.all.forwarding=1

Nantinya apabila diperiksa dengan perintah berikut ini hasilnya adalah 1.

# cat /proc/sys/net/ipv6/conf/all/forwarding 1

Kini dalam log squid sudah terlihat akses ke google sudah normal kembali. User juga sudah melaporkan akses sudah normal kembali.

TCP_MISS/504 4364 GET http://www.google.co.id/ - DIRECT/2404:6800:4003:800::101f text/html
TCP_MISS/504 4419 GET http://www.google.com/search? - DIRECT/2404:6800:4003:802::1013 text/html
TCP_MISS/504 4291 GET http://www.google.com/favicon.ico - DIRECT/2404:6800:4003:802::1014 text/html

Selesai.

Minggu, 03 Juni 2012

Melihat Transit Venus Dengan Stellarium

Membaca berbagai berita tentang peristiwa yang sangat langka yang akan terjadi pada 06 Juni 2012, yaitu kejadian Transit Planet Venus, membangkitkan rasa penasaran kita, akan seperti apakah kejadian tersebut.
Namun bagaimana melihatnya karena kejadian tersebut berlangsung siang hari sehingga kita perlu filter khusus agar kita bisa melihat planet Venus tersebut yang berada didepan matahari yang sinarnya sangat terang bahkan bisa merusak mata pengamatnya.
Ada pula yang menganjurkan melihat kejadian tersebut di planetarium. Lha dibagian mana planetarium berada di indonesia ini?
 
Bagi kita yang berdomisili di pulau Kalimantan tidak perlu mencari planetarium atau membeli teleskop dengan filter khusus hanya untuk melihat peristiwa Transit Venus.
Apalagi tidak ada jaminan cuaca saat kita mengamati sedang cerah.
Disinilah gunanya software Open Source. Kita cukup download dan menggunakan Stellarium.
Stellarium adalah program simulasi pengamatan langit secara virtual sehingga seolah-olah kita melihat pandangan langit yang hampir serupa dengan situasi saat kita mengamati langit sesungguhnya.
 
Agar Stellarium bisa memberikan hasil yang mendekati kejadian sesungguhnya seperti saat kita melihat langit malam maka kita perlu melakukan konfigurasi berikut ini:
 
1. Bahasa
Bahasa dapat diubah menjadi Bahasa Indonesia, hal ini tidak wajib, namun bisa memberi informasi lebih banyak bagi pengguna yang kurang akrab dengan bahasa Inggris.
 
2. Lokasi pengamatan kita.
Pada versi-versi terakhir telah terdapat pilihan Kota Banjarmasin. Banjarmasin kita pilih agar kita bisa membuat tiruan langit malam persis seperti langit di luar rumah kita. Bagi pengguna yang berdomisili dikota lain bisa menyesuaikan dengan pilihan yang disediakan atau jika tidak ada, masukkan koordinat lokasi domisili anda.
 
3. Waktu Pengamatan
Default waktu pengamatan di Stellarium adalah waktu yang berjalan di komputer yang menjalankan Stellarium. Namun kita dapat mengubah waktu sesuai keinginan kita. Disini kita perlu memasukkan saat kejadian transit Venus berlangsung yaitu tanggal 06 Juni 2012 tepat saat matahari mulai terbit.
 
 
4. Efek Atmosfir
Agar kita tidak diganggu dengan pandangan langit biru disiang hari (efek atmosfir) kita bisa meniadakannya dengan klik pada tombol Atmosfir. Hal ini tidak wajib dilakukan.
 
5. Simulasi Perjalanan Waktu
Kita dapat mempercepat waktu atau memperlambatnya untuk melihat sebuah proses peristiwa astronomi. Untuk mulai melihat transit Venus klik pada matahari agar obyek tersebut "dikunci", kemudian lakukan zoom dengan roll bar pada mouse. Langkah terakhir klik tombol mempercepat waktu.
 
Melalui Stellarium kita bisa melihat bahwa kejadian transit Venus dari pengamatan di Banjarmasin, sudah dimulai tepat saat matahari terbit sekitar jam 06.20 WITA dan berakhir sekitar jam 12.35 WITA.
 
Silahkan dicoba Stellarium ini.
Dan bila anda masih penasaran, ada banyak software astronomi open source lain yang layak dicoba. Lebih gampangnya gunakan linux dan install secara online melalui internet.  
 
Salam Open Source
 

Belajar Astronomi Di Komputer Dengan Stellarium

Masih teringat oleh penulis saat Bill Gates melakukan kunjungan ke Indonesia pada Mei 2008.
Bos Microsoft tersebut didaulat oleh Presiden SBY untuk memberikan kuliah umum pada tanggal 09 Mei 2008.
Dalam kuliah umumnya beliau menyampaikan tentang pemakaian software komputer untuk pendidikan ilmu pengetahuan alam khususnya astronomi.
Disela-sela kuliah umum beliau sempat berucap menyatakan bahwa software "Proprietary" masih lebih baik dari "open Source". Tentunya waktu yang akan membuktikan kebenaran pernyataan Bos Microsoft tersebut.

Keesokan harinya para pengguna komputer yang mayoritas Windows di Indonesia heboh mengenai software atau program komputer apa yang digunakan oleh beliau. Mereka ingin mencobanya di komputer mereka.
Namun kehebohan tersebut ditanggapi dengan sikap dingin atau biasa-biasa saja dikalangan pengguna "Open Source". Mengapa? Menurut Onno W. Purbo dalam wawancara disebuah TV swasta, di kalangan pengguna "Open Source" khususnya Linux, software yang serupa (tidak sama persis) dengan yang digunakan oleh Bill Gates saat memberikan kuliah umum adalah hal yang sudah lama ada dan dipergunakan.

Bahkan software astronomi di Linux tidak hanya satu. Stellarium, Celestia, KStar, dan OpenUniverse adalah contoh nama-nama yang cukup besar. Setiap software selalu memiliki hal yang menjadi fokus perhatian para pembuatnya.
Stellarium menitikberatkan pada simulasi pemandangan langit seperti saat kita mengamati langit dimalam hari. KStar hampir sama seperti Stellarium, hanya saja proyeksi langitnya tidak 3 dimensi sedangkan OpenUniverse dan Celestia merupakan simulasi penjelajahan dalam tata surya kita.

Sesuai judul artikel kita akan lebih membahas pada Stellarium.
Stellarium merupakan proyek software "Open Source" yang mencoba membuat sebuah komputer menjadi planetarium virtual. Stellarium berlisensi GNU General Public License. Dengan lisensi tersebut kita bebas memakai, saling berbagi copy software, bahkan memodifikasinya karena disediakannya kode program tanpa perlu takut dicap membajak software.
Website resmi Stellarium dapat diakses di http://www.stellarium.org
Selain berjalan di Linux, Stellarium juga dapat diinstall di Windows dan Macintosh.
Salah satu keunggulan lain Stellarium adalah dapat berjalan di spesifikasi komputer yang relatif rendah.
Stellarium akan menghitung koordinat benda-benda langit dan menampilkannya pada posisi pandangan virtual yang sama seperti saat seorang pengamat melihat pemandangan di langit. Karena itu Stellarium sangat cocok sebagai sarana edukasi untuk mengajarkan astronomi.
Bahkan karena kualitas gambar yang dihasilkan sangat baik, Stellarium juga digunakan pada beberapa proyektor planetarium.
Selain itu Stellarium dapat difungsikan sebagai pengendali pada teleskop yang dilengkapi sistem kontrol rotator sehingga menemukan sebuah benda langit akan jauh lebih mudah.
Antar muka Stellarium adalah pemandangan sebuah lokasi pengamatan langit yang biasanya sebuah padang rumput dengan hutan disekelilingnya atau lahan pertanian yang luas. Pemandangan lokasi ini bisa kita ubah-ubah, bahkan kita bisa membuat pemandangan lokasi daerah pengamatan hasil olahan sendiri.
Selain ini kita bisa memperbesar (zoom) pandangan terhadap berbagai benda langit misalnya galaksi, bintang, berbagai planet dalam tata surya beserta satelitnya.
Nebula besar pada Galaksi Andromeda dilihat dengan Stellarium

Karena Stellarium mampu menghitung pergerakan berbagai benda langit maka kita bisa mensimulasikan keadaan langit pada berbagai peristiwa astonomi penting. Misalnya gerhana bulan, gerhana matahari, dan sebagainya.
Sebuah peristiwa Gerhana dalam tampilan Stellarium

Selain bintang, rasi bintang, planet dan satelitnya, Stellarium juga dapat disetting untuk menampilkan berbagai satelit buatan manusia misalnya ISS atau teleskop angkasa Hubble karena dilengkapi plugin simulasi satelit.
Tampilan Stellarium di desktop penulis
Salah satu kelemahan Stellarium dan kebanyakan software astronomi lain adalah minimnya data komet. Namun dengan dukungan komunitas pengguna di internet, beberapa komet dapat ditampilkan di Stellarium. Database satelit buatan juga dapat ditambahkan selain yang disediakan secara default.

Selamat menggunakan Stellarium untuk menambah pengetahuan astronomi anda.

Salam Open Source.


Kepustakaan:
http://www.stellarium.org
http://www.merdeka.com/tekno/bill-gates-indonesia-pasar-potensial-bagi-industri-ti-e9xjwfv.html
http://gobzip.blogsome.com/2008/05/10/kang-onno-tvone-tentang-kang-bill/
http://www.kafeastronomi.com/tracking-satelit-iss-dan-hubble-space-telescope-menggunakan-stellarium.html

Rabu, 23 Mei 2012

Belajar Sistem Periodik Unsur Dengan Kalzium

Pelajaran kimia khususnya sistem periodik bagi sebagian dari kita adalah sebuah momok. Entah penyampaiannya kurang menarik atau faktor-faktor lainnya. Dengan komputer dan bantuan software, kita bisa mempelajari kimia dengan cara yang relatif berbeda.

Software yang membahas sistem periodik unsur (SPU) dilingkungan Linux lumayan banyak. Sebut saja Kalzium (KDE), gPeriodic (discontinue?), GElemental (GTK+), QPeriodicTable (Qt), dan Gnome Chemistry Utils (Gnome).
Tulisan ini hanya akan mengulas mengenai Kalzium.

Kalzium adalah sebuah software atau perangkat lunak atau program komputer yang sangat berguna untuk membantu kita dalam mempelajari ilmu Kimia khususnya yang berkaitan dengan Sistem Periodik Unsur.

Tampilan Kalzium

Dengan software ini kita dapat mencari berbagai informasi mengenai sebuah unsur dan fakta-fakta lain yang menyertainya diantaranya siapa penemunya, model atom, isotop, titik leleh, titik didih, dan lain sebagainya.

Berbagai informasi mengenai sebuah unsur

Waktu penemuan berbagai unsur bisa kita buat perjalanan waktunya sehingga kita bisa melihat urutan penemuan unsur demi unsur.
Demikian pula wujud berbagai unsur dapat kita lihat dalam perjalanan kenaikan suhu.
Disamping membahas Sistem Periodik Unsur, Kalzium memiliki fitur tambahan yang menarik diantaranya adalah Equation Solver, Glossary, dan Molecular Editor.

Fasilitas Equation Solver

Equation Solver adalah kalkulator untuk membantu memecahkan persamaan pada sebuah reaksi kimia.

Fasilitas Glossary

Glossary singkatnya adalah kamus istilah seputar ilmu kimia. Yang menarik disini Glossary tidak hanya berisi istilah seputar Sistem Periodik Unsur, namun juga berbagai perangkat laboratorium yang sering dijumpai dilingkungan sekolah. Misalnya labu elemeyer, kertas pH, dan lain sebagainya.

Fasilitas Molecular Editor

Fitur lain yang tidak kalah menarik adalah Molecular Editor. Fitur ini memungkinkan kita melihat susunan sebuah senyawa secara 3 dimensi. Selain dapat merotasi tampilan, kita juga dapat mengukur jarak antar atom-atom-nya. Berbagai file senyawa telah disediakan dalam editor ini, bahkan kita dapat mengeditnya dengan unsur lain.

Download senyawa tambahan untuk Molecular Editor

Bila masih dirasa kurang, kita bisa mengunduh (download) lebih banyak file senyawa untuk Molecular Editor dari internet langsung dari menu di Molecular Editor tersebut.

Daftar huruf Yunani dan pengucapannya

Fitur lain yang tergolong sederhana namun cukup penting adalah tabel huruf Yunani lengkap dengan cara pengucapannya.

Daftar bilangan dalam bahasa Yunani

Tabel lain adalah penulisan bilangan dalam bahasa Yunani yang cukup penting karena digunakan tidak hanya dalam penamaan senyawa biner namun juga dipakai dalam ilmu lain seperti matematika, misalnya penamaan poligon.

Walaupun demikian Kalzium sebaiknya digunakan dibawah bimbingan guru atau orang yang lebih mengerti ilmu kimia agar manfaatnya dapat lebih maksimal.
Satu kekurangan Kalzium adalah tidak adanya antar muka Bahasa Indonesia.

Kalzium dikembangkan sebagian besar oleh Carsten Niehaus (cniehaus@kde.org) dan pengembangannya dikelola oleh Etienne Rebetez (etienne.rebetez@oberwallis.ch).
Software ini merupakan paket edukasi dibawah KDE (http://edu.kde.org/kalzium).

Untuk diketahui KDE adalah salah satu window manager yang sangat populer di sistem operasi Linux. Dalam Linux tampilan grafis dikelola oleh window manager dan terpisah dari sistem operasi.
Karena itu tampilan bisa kita ganti-ganti sesuai keinginan kita.
Berbeda dengan grafis Microsoft Windows® yang menyatu dengan sistem operasi.

Kalzium saat ini hanya tersedia untuk sistem operasi Linux sehingga tidak dapat dijumpai versi Windows® atau Macintosh-nya.
Kalzium memiliki lisensi GNU General Public License Versi 2. Dengan lisensi tersebut kita bebas memakai, saling berbagi copy software, bahkan memodifikasinya karena disediakannya kode sumber program tanpa perlu takut dicap membajak software.

Mari gunakan berbagai software opensource untuk mencerdaskan bangsa.


Salam Open Source.

Selasa, 22 Mei 2012

Membuat Diagram Pareto Dengan OpenOffice 3

Bagi rekan-rekan yang akrab atau sedang belajar QCC (Quality Control Circle) atau GKM (Gugus Kendali Mutu) pasti tidak asing dengan istilah Diagram Pareto.
Diagram yang menggabungkan diagram batang dan garis ini menjadi ciri khas Diagram Pareto. Ciri khas lainnya adalah sumbu Y yang memiliki 2 satuan.
 
Bagaimana cara membuatnya dengan OpenOffice? Dalam contoh ini saya membuatnya dengan OpenOffice versi 3.1.1.
Berikut ini adalah langkah-langkahnya :
 
1. Siapkan tabel data yang akan dibuat Diagram Pareto.
 
2. Blok data yang akan dibuat Diagram Pareto. Disini saya memblok area A3 sampai dengan B7 kemudian dilanjutkan D3 sampai D7. Bagi yang tidak mengetahui cara memblok area yang berbeda caranya adalah klik kiri mouse sambil menekan tombol Ctrl pada keyboard.
 
3. Klik pada icon Chart, atau bisa juga membuka menu pulldown Insert > Chart...
 
4. Nantinya akan muncul jendela Chart Wizard dan kita langsung dibawa ke tahap 1. Pada Chart Type pilih Column and Line. Lanjutkan klik Next.
 
5. Tahap ke-2 Data Range. Pastikan tanda centang pada First row as label dan First column as label. Klik Next.
 
6. Tahap ke-3 Data Series. Pada tahapan ini tidak ada yang dirubah. Klik Next.
 
7. Tahap terakhir Chart Elements, isikan keterangan tentang Diagram Pareto tersebut secukupnya. Lanjutkan klik Finish.
 
8. Sampai disini grafik % Kumulatif satuannya masih mengikuti satuan milik Point. Untuk itu kita perlu merubahnya. Klik pada grafik % Kumulatif hingga menjadi seperti gambar dibawah ini.
 
9. Klik dua kali pada garis diagram % Kumulatif tersebut sehingga terbuka jendela Data Series. Klik pada tab menu Options. Klik pada bagian Align data series to Secondary Y axis. Lanjutkan klik OK.
 
10. Kini Diagram Pareto sudah menjadi 2 satuan pada sumbu Y nya. Namun satuan % masih kurang sedap dipandang karena memiliki nilai diatas 100%.
 
11. Untuk merubahnya klik dua kali pada sumbu Y dibagian kanan. Nantinya akan muncul jendela Y Axis. Pada bagian tab menu Scale, buang tanda centang Automatic, kemudian dibagian Maximum isikan angka 100%. Lanjutkan klik OK.
 
12. Kini Diagram Pareto sudah bisa kita nikmati hasilnya.
 
Selesai
 
 
Catatan : Cara diatas seharusnya juga dapat diaplikasikan tanpa kesulitan pada LibreOffice.

Logwatch di Linux

Bagi mereka yang Windows Minded tentu tidak pernah mengetahui bagaimana cara Linux memanjakan pengelolanya. Salah satunya adalah fasilitas logwatch yang sangat membantu siapa saja yang bertugas mengelola komputer-komputer Linux didalam jaringan. Padanannya sulit dicari di Windows, kecuali membuat sendiri atau membeli produk tentunya. Apabila dikonfigurasikan dengan tepat, logwatch akan sangat berguna karena akan memberikan laporan bagaimana kondisi dan keadaan sebuah komputer. Mari kita melihat contoh bentuk laporan logwatch yang sederhana saja.
From   : logwatch@komputer1.kantor.bjm
To     : root@komputer1.kantor.bjm
Subject: Logwatch for komputer1.kantor.bjm (Linux)
Date   : Wed, 2 May 2012 09:21:05 +0800 (CIT)
 
################# Logwatch 7.3.6 (05/19/07) #################
   Processing Initiated: Wed May 2 09:21:05 2012
   Date Range Processed: yesterday
          ( 2012-May-01 )
          Period is day.
   Detail Level of Output: 0
   Type of Output: unformatted
   Logfiles for Host: komputer1.kantor.bjm
##############################################################
 
--------------------- Automount Begin ------------------------
 
**Unmatched Entries**
lookup_read_master: lookup(nisplus): couldn't locate nis+ table auto.master: 1 Time(s)
 
---------------------- Automount End -------------------------
 
 
--------------------- clam-update Begin ------------------------
 
 
No updates detected in the log for the freshclam daemon (the ClamAV update process). If the freshclam daemon is not running, you may need to restart it. Other options:
 
A. If you no longer wish to run freshclam, deleting the log file (default is freshclam.log) will suppress this error message.
 
B. If you use a different log file, update the appropriate configuration file. For example:
echo "LogFile = log_file" >> /etc/logwatch/conf/logfiles/clam-update.conf
where log_file is the filename of the freshclam log file.  
C. If you are logging using syslog, you need to indicate that your log file uses the syslog format. For example:
      echo "*OnlyService = freshclam" >> /etc/logwatch/conf/logfiles/clam-update.conf
      echo "*RemoveHeaders" >> /etc/logwatch/conf/logfiles/clam-update.conf
 
---------------------- clam-update End -------------------------
 
 
--------------------- httpd Begin ------------------------  
Requests with error response codes
      405 Method Not Allowed
      /10322d: 1 Time(s)
      /homes: 1 Time(s)
 
---------------------- httpd End -------------------------  
 
--------------------- pam_unix Begin ------------------------
 
gdm-password:
    Unknown Entries:
      session opened for user paijo by (uid=0): 1 Time(s)
 
---------------------- pam_unix End -------------------------
 
 
--------------------- Postfix Begin ------------------------
 
      1 Postfix start  
---------------------- Postfix End -------------------------
 
 
--------------------- samba Begin ------------------------  
Connections Denied:
    smbd/process.c:2299(smbd_process) 192.168.2.17 : 1 Time(s)
    smbd/process.c:2299(smbd_process) 192.168.2.35 : 1 Time(s)
    smbd/process.c:2299(smbd_process) 192.168.2.66 : 1 Time(s)
    smbd/process.c:2299(smbd_process) 192.168.1.103 : 9 Time(s)
    smbd/process.c:2299(smbd_process) 192.168.1.47 : 1 Time(s)
    smbd/process.c:2299(smbd_process) 192.168.2.109 : 18 Time(s)
    smbd/process.c:2299(smbd_process) 192.168.2.70 : 1 Time(s)
 
---------------------- samba End -------------------------  
 
------------ Connections (secure-log) Begin ---------------
 
**Unmatched Entries**
    polkitd(authority=local): Registered Authentication Agent for session /org/freedesktop/ConsoleKit/Session1 (system bus name :1.25 [/usr/libexec/polkit-gnome-authentication-agent-1], object path /org/gnome/PolicyKit1/AuthenticationAgent, locale en_US.UTF-8): 1 Time(s)
    polkitd(authority=local): Registered Authentication Agent for session /org/freedesktop/ConsoleKit/Session2 (system bus name :1.47 [/usr/libexec/polkit-gnome-authentication-agent-1], object path /org/gnome/PolicyKit1/AuthenticationAgent, locale en_US.utf8): 1 Time(s)
    polkitd(authority=local): Unregistered Authentication Agent for session /org/freedesktop/ConsoleKit/Session1 (system bus name :1.25, object path /org/gnome/PolicyKit1/AuthenticationAgent, locale en_US.UTF-8) (disconnected from bus): 1 Time(s)
    webmin: Webmin starting: 1 Time(s)  
------------ Connections (secure-log) End ------------
 
 
--------------------- SSHD Begin ------------------------
 
SSHD Started: 2 Time(s)
 
---------------------- SSHD End -------------------------
 
 
--------------------- Disk Space Begin ------------------------
 
Filesystem Size Used Avail Use% Mounted on
/dev/mapper/VolGroup00-LogVolRoot     77G  4.8G   69G  7%  /
/dev/mapper/VolGroup00-LogVolBackup  191G  188M  182G  1%  /backup
/dev/md0                             291M   32M  244M  12% /boot /dev/mapper/VolGroup00-LogVolHome 183G  890M  173G  1%  /home  
------------------ Disk Space End ---------------------
 
 
###################### Logwatch End #########################
Cukup banyak informasi yang bisa kita lihat dari laporan logwatch ini.
 
1. Dari struktur laporan pertama adalah periode pembuatan laporan. Dalam hal ini periode pelaporan adalah harian.
 
2. Terlihat service-service apa saja yang aktif. Pada contoh laporan diatas terlihat service samba, httpd, sshd, dan postifx. Tentunya kita harus sudah mengenali nama-nama server tersebut. httpd adalah web server, sshd adalah server ssh, postfix adalah mail server. Server-server ini diaktifkan dan dikonfigurasikan sesuai fungsi mesin yang diinstall linux diatas.
 
3. Selain service-service juga terdapat laporan pemakaian harddisk pada setiap partisinya. Apabila kita menggunakan LVM (Large Volume Management) maka akan terlihat juga laporannya.
 
4. Apabila kita menginstall clamav maka terdapat laporan status update anti virusnya. Pada contoh laporan diatas terlihat update tidak berjalan. Dari sinilah kita bisa meneliti kekurangan konfigurasi yang masih harus dilakukan.
 
5. Pada sub bagian pam_unix kita bisa melihat pesan yang berhubungan dengan kesalahan mengisikan password.
 
6. Dan seterusnya.
 
Tiap pelaporan logwatch akan berubah-ubah tergantung pada apa saja service yang diaktifkan dan aktivitas yang dilakukan pada komputer tersebut. Jika terdapat aktivitas install atau uninstall program maka semua juga akan tercatat.
 
Dengan membaca secara rutin laporan yang datang lewat email ini maka kita setidaknya tahu kondisi dan aktivitas pada komputer tanpa harus mendatangi komputer hanya sekedar untuk memeriksa kondisinya. Karena itu komputer-komputer yang menggunakan OS linux selama logwatch rutin mengirimkan laporan, sebetulnya bisa tetap terpantau tanpa perlu kehadiran personil IT secara fisik, terkecuali terjadi kerusakan hardware atau jaringan yang memang tidak dapat diduga atau prediksi sebelumnya.
 

Minggu, 13 Mei 2012

Install DenyHosts di CentOS 6.2

Sekilas mengenai DenyHosts. DenyHosts merupakan tool keamanan intrusi berbasis log yang ditulis dengan bahasa Python dan digunakan untuk menjaga server SSH.
Ditujukan untuk membatasi serangan brute force pada server SSH dengan mengamati jumlah login yang salah pada file log saat otentifikasi dan melakukan blok pada alamat IP yang salah melakukan login sekian kali berturut-turut tadi.
DenyHosts dikembangkan oleh Phil Schwartz.
--------------------
Saya menggunakan DenyHosts karena aplikasi ini ringan dan sederhana cara kerjanya. Pada CentOS aplikasi ini juga gampang menginstallnya.
Namun hingga tulisan ini saya muat, ternyata pada CentOS 6.2 saya tidak menjumpai aplikasi ini pada repository-nya
 
# yum install denyhosts
Loaded plugins: fastestmirror, refresh-packagekit, security
Loading mirror speeds from cached hostfile
 * base: mirrors.sin3.sg.voxel.net
 * extras: mirrors.sin3.sg.voxel.net
 * rpmforge: fr2.rpmfind.net
 * updates: mirrors.sin3.sg.voxel.net
Setting up Install Process
No package denyhosts available.
Error: Nothing to do

Hmm... kemana saja paket denyhosts ini.
Akhirnya saya memutuskan menginstall secara manual dengan terlebih dulu download dari sourceforge.
$ wget -c http://downloads.sourceforge.net/project/denyhosts/denyhosts/2.6/DenyHosts-2.6.tar.gz?r=http%3A%2F%2Fsourceforge.net%2Fprojects%2Fdenyhosts%2Ffiles%2Fdenyhosts%2F2.6%2F&ts=1320260346&use_mirror=sunet

Ekstrak ke folder /usr/share/denyhosts kemudian lanjutkan perintah ini.
# cd /usr/share/denyhosts
# ls
CHANGELOG.txt DenyHosts denyhosts.py MANIFEST.in plugins scripts
daemon-control-dist denyhosts.cfg-dist LICENSE.txt PKG-INFO README.txt setup.py

Jalankan skrip setup (tentunya python sudah diintall lebih dulu).
# python setup.py install
running install
running build
running build_py
.......
..cut..
.......
running install_scripts
copying build/scripts-2.6/denyhosts.py -> /usr/bin
changing mode of /usr/bin/denyhosts.py to 755
running install_data
running install_egg_info
Writing /usr/lib/python2.6/site-packages/DenyHosts-2.6-py2.6.egg-info
Copy file konfigurasi dan init-nya
# cp daemon-control-dist /etc/init.d/denyhosts
# cp denyhosts.cfg-dist denyhosts.cfg
# mkdir /usr/share/denyhosts/data
# chkconfig --add denyhosts
Edit konfigurasi seperlunya
# vim /usr/share/denyhosts/denyhosts.cfg
Kini saatnya menjalankan service denyhosts
# /etc/rc.d/init.d/denyhosts start
starting DenyHosts: /usr/bin/env python /usr/bin/denyhosts.py --daemon --config=/usr/share/denyhosts/denyhosts.cfg
Selesai.

Kamis, 29 Maret 2012

Aplikasi Edukasi Open Source Terbaik Bagi Pra Sekolah dan TK

Mengajarkan Teknologi Informasi (TI) sedini mungkin akan membekali anak mengenali pengetahuan dasar seperti apa teknologi informasi tersebut.
Namun alangkah baiknya juga disertai menanamkan penghargaan pada hak cipta atas teknologi informasi yang menjadi alat dan bahan ajar bagi anak didik.
Pemerintah sendiri berusaha melindungi hak cipta melalui UU HAKI No.19 Tahun 2002 mengatur tentang Hak Cipta.

Di Indonesia pada umumnya, termasuk Banjarmasin khususnya, sudah menjadi rahasia umum, bagaimana tingkat penghargaan masyarakat akan hak cipta atas produk-produk TI.
Sebuah komputer dianggap hal yang lumrah bila menginstall Sistem Operasi Windows atau berbagai aplikasi seperti Microsoft Office dari hasil salinan media yang beredar tanpa perlu mengeluarkan biaya kepemilikan yang disebut lisensi.

Namun berbeda dengan material atau barang yang memiliki wujud, perangkat lunak tidak berwujud dan bisa digandakan dengan mudah sehingga masyarakat tidak merasakan bahwa mereka sebenarnya harus memiliki "hak memiliki" sebagaimana bila mereka membeli buku, baju, dan berbagai barang yang berwujud lainnya.
Selain itu perangkat lunak bisa menjadi seperti candu yang menyebabkan penggunanya "ketagihan" dan tidak mau menggunakan perangkat lunak yang lain.

Disinilah pentingnya penghargaan atas produk TI ikut ditanamkan sedini mungkin. Dimulai dari para pendidiknya hingga ke anak didik. Karena hanya dengan cara demikian masyarakat terutama generasi penerus akan berubah cara pandangannya terhadap penghargaan hak cipta perangkat lunak produk TI.

Kembali kepada masalah pendidikan TI bagi Anak Pra Sekolah dan TK, pemilihan perangkat lunak yang sesuai dengan tumbuh kembang anak pada usia pra sekolah dan TK harus dilakukan secara hati-hati. Prinsip bermain sambil belajar disini harus dikedepankan.

Bagi sekolah yang menggunakan sistem operasi berbayar seperti Windows tentu harus siap dengan dana lebih untuk membeli perangkat lunak baik untuk sistem operasi maupun aplikasinya untuk menumbuhkembangkan kreativitas, imajinasi, serta melatih saraf motorik anak.
Contohnya adalah permainan mengenal warna, mengenal gambar, dan mengenal bunyi.

Lalu bagaimana dengan sekolah yang tidak memiliki dana lebih bagi pengadaan perangkat lunak TI?
Solusinya adalah menggunakan perangkat lunak bebas dan terbuka (FOSS, Free and Open Source Software atau lebih sering disebut Open Source saja). Kata Free disini bukan berarti gratis, namun lebih memiliki arti bebas. Software atau perangkat lunak berbasis sistem operasi seperti Linux dapat digunakan sebagai materi atau bahan ajar.

Berbeda dengan perangkat lunak Windows yang lisensinya eksklusif diatur oleh pembuatnya, perangkat lunak FOSS memiliki lisensi GPL (GNU Public License) yang dikelola oleh GNU Project.
Lisensi GPL dimaksudkan bahwa sebuah software seharusnya bebas untuk dipelajari, digunakan, digandakan atau dimodifikasi karena dengan cara demikian akan terjadi proses penyempurnaan terhadap software tersebut.


Install GCompris dari Ubuntu Software Center
Untuk pendidikan anak pra sekolah dan TK, dari pengalaman anak saya yang diajarkan aplikasi berbayar Microsoft Word dan Microsoft Paint saat bersekolah TK dibandingkan menggunakan aplikasi Open Source seperti GCompris saat berada di rumah.
Ternyata menggunakan GCompris sudah lebih dari cukup untuk memperkenalkan TI kepada anak.
Anak saya saat TK sudah bisa menghidupkan komputer, login, menjalankan program, hingga mematikan kembali komputer baik di sistem operasi Windows maupun Linux.

Entah apakah ada sekolah TK di Banjarmasin yang sudah menggunakan GCompris?
Pada websitenya disebutkan GCompris adalah perangkat lunak pendidikan yang berisi banyak kegiatan untuk anak usia 2 sampai 10.
Beberapa kegiatan berorientasi permainan, tapi tetap mengandung unsur pendidikan.


Tampilan pembuka GCompris
Di bawah ini adalah daftar kategori dengan beberapa kegiatan di dalamnya.
Permainan menebak warna pada GCompris
Pengenalan Komputer : belajar menggunakan Keyboard dan Mouse.
Belajar mengenal jam pada GCompris
Mengenal Lingkungan : aktivitas suara, warna, lorong, mengingat, waktu, geografi.
Mencocokkan nama gambar pada GCompris
Teka Teki : menyusun gambar, teka-teki tangram, otak super, menara hanoi, membangun model, mencari perbedaan gambar, memindahkan kotak, sudoku, dll
Permainan membangun model pada GCompris
Aktivitas Menyenangkan : sepak bola, menggambar bebas (Menggunakan program Tux Paint), pengolah kata, hexagon, chatting, membuat animasi (gambar bergerak)
Matematika : urutan bilangan, perhitungan, geometri

Permainan klik huruf pada GCompris
Aktivitas Membaca : klik pada huruf, mencocokkan angka, latihan membaca, melengkapi kata, nama gambar
Permainan terjun payung pada GCompris
Aktivitas Percobaan : penerjun payung, mengoperasikan saluran, belajar siklus air,belajar kelistrikan, mengemudikan kapal selam, lomba kapal layar
Permainan Strategi : latihan catur, congklak, mengisi batang, 4 bersambung
Hingga tulisan ini dibuat, GCompris berisi lebih dari 80 kegiatan dan masih terus berkembang.

Keunggulan GCompris selain tersedia secara bebas, ketersediaan paket bahasa indonesia memberi nilai tambah karena anak dapat langsung memahami interaksi dari komputer.

Salah satu keunggulan lainnya yang jarang ditemui pada perangkat lunak pendidikan anak lainnya adalah fasilitas statistik dan laporan kemampuan penggunanya melalui konfigurasi kelas, murid-murid, kelompok, maupun dari nama login.



Tampilan laporan penggunaan GCompris
Laporan ini nantinya bisa menjadi data yang berguna bagi guru dalam memetakan kelemahan sang anak agar bisa dilakukan perbaikan pada kemampuannya.

Walaupun demikian terdapat berbagai kekurangan disana sini. Misalnya kata-kata seperti "Aktifitas" bukan merupakan kata-kata yang baku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mungkin akan menjadi pekerjaan rumah untuk dikoreksi. Kata yang benar adalah "Aktivitas".

Terlepas dari berbagai kelebihan. GCompris tetaplah hanya sarana mencerdaskan anak. Selama menggunakannya tetap perlu bimbingan guru atau orang tua.

Mari gunakan perangkat lunak FOSS untuk mencerdaskan generasi penerus kita.



Salam Open Source.

Rabu, 21 Maret 2012

Menginstall Driver AMD Radeon 6290 di Asus Eee PC 1215B

Kebetulan baru saja membeli Notebook Asus Eee PC 1215B.
Pada spesifikasi yang saya beli Layar 12 inchi, Prosessor AMD Brazos, harddisk 320 GB, RAM 4 GB, Grafis AMD Radeon 6290.
Karena tanpa OS, saya memutuskan menginstall Ubuntu 11.10 64 bit (menyesuaikan kemampuan prosessor yang 64 bit). Namun ternyata saat mencoba mengaktifkan driver Radeon 6290 terjadi error dan setelah googling ternyata memang driver AMD Radeon 6290 belum tersedia.
Dari hasil googling pula diterangkan bahwa kita bisa saja menginstall driver tersebut secara manual. Namun disitu pula muncul masalah lain.
Jika kita sudah pernah gagal mengaktifkan via menu Additional Driver, maka kita harus bisa membuang seluruh flgrx secara tuntas agar proses install bisa berjalan sempurna.
Resikonya jika gagal maka komputer saat boot tidak akan bisa lagi masuk ke tampilan login.
Karena hal tersebut, saya lebih merekomendasikan install Ubuntu 11.10 fresh install atau reinstall Ubuntu 11.10 saja. Saya menggunakan file .iso yang berasal dari DVD InfoLinux edisi 11/2011 yang diinstall ke USB Flashdisk.
Pada saat mengaktifkan Additional Driver jangan mengaktifkan ATI/AMD Flgrx Proprietary Driver. Mengaktifkan Broadcom Wireless driver bisa dilakukan karena tidak berpengaruh ke driver grafis.


Sebagai persiapan centang seluruh repository yang ada di Ubuntu dan update data repository-nya
$ sudo apt-get update

Install paket berikut ini yang diperlukan untuk membangun file .deb driver Radeon tersebut nantinya
$ sudo apt-get install debhelper dh-modaliases execstack dpkg-dev

Download driver dari website amd.com http://support.amd.com/us/gpudownload/Pages/index.aspx Ingat pilih yang versi 64 bit. Letakkan pada sebuah folder tersendiri, misalnya
$ mkdir catalyst11.10
$ mv amd-driver-installer-12-2-x86.x86_64.run catalyst11.10/

Masuk ke folder tersebut dan ubah permission file
$ cd catalyst11.10
$ chmod +x amd-driver-installer-12-2-x86.x86_64.run

Lihat paket apa saja yang bisa dibuild
$ sudo ./amd-driver-installer-12-2-x86.x86_64.run --listpkg

Lakukan build untuk Ubuntu/oneiric
$ sudo ./amd-driver-installer-12-2-x86.x86_64.run --buildpkg Ubuntu/oneiric

Setelah selesai, install 3 file .deb yang dihasilkan, namun install lebih dulu paket pendukung yang diperlukan:
$ sudo apt-get install lib32gcc1 libc6-i386
$ sudo dpkg -i fglrx_8.950-0ubuntu1_amd64.deb fglrx-amdcccle_8.950-0ubuntu1_amd64.deb fglrx-dev_8.950-0ubuntu1_amd64.deb

Kini tinggal melakukan konfigurasi.
$ sudo aticonfig --initial

Terakhir lakukan reboot komputer.
Setelah login kembali, periksa versi driver flgrx
$ fglrxinfo
display: :0 screen: 0
OpenGL vendor string: Advanced Micro Devices, Inc.
OpenGL renderer string: AMD Radeon HD 6290 Graphics
OpenGL version string: 4.2.11554 Compatibility Profile Context

Kini kita sudah bisa melihat jendela Catalyst Control Center
Selesai.
Kepustakaan :
help.ubuntu.com/community/BinaryDriverHowto/ATI
wiki.ubuntu.com/X/Troubleshooting/FglrxInteferensWithRadeonDriver
ubuntuforums.org/showthread.php?t=1867217

Rabu, 14 Maret 2012

Sejarah Linux : Berawal Dari Sebuah Hobi

Tulisan pertama belajar menulis blog.

Tanggal 25 Agustus 1991 bagi kalangan pecinta dan pengguna Linux diperingati sebagai hari kelahiran sistem operasi tersebut.
Latar Belakang dan Kondisi saat itu memang merupakan masa-masa dimana teknologi komputer yang dimotori perusahaan Intel mulai menghasilkan perangkat keras yang semakin cepat dan terjangkau bagi masyarakat umum. Namun dalam bidang perangkat lunak terutama sistem operasi terasa kering dan sangat sedikit pemain yang ada. Disaat itu Sistem Operasi DOS benar-benar berjaya melalui strategi pemasaran yang pintar dari Microsoft. Pilihan lain yang ada adalah Apple Mac namun harganya sangatlah mahal. Satu pesaing lain, Unix. Namun untuk mendapatkannya setali tiga uang, sangatlah mahal. Kebanyakan vendor Unix mematok harga sangat mahal sehingga pengguna PC biasa tidak dapat menggunakannya.

Sedikit harapan muncul dari Sistem Operasi MINIX yang ditulis oleh Andrew S. Tanenbaum, seorang profesor ilmu komputer di Vrije Universiteit, Amsterdam, Belanda yang ingin mengajarkan kepada mahasiswanya bagaimana cara kerja sebuah Sistem Operasi komputer.
andrew_tanenbaum
Andrew_Tanenbaum (id.wikipedia.org)
Keunggulan dari MINIX adalah ketersediaan kode sumber program dalam bahasa C dan Assembly, sehingga siapa saja yang membaca buku karangan profesor tersebut dapat mempelajarinya.
Buku yang membahas MINIX
Salah satu dari mereka yang membaca dan mempelajarinya adalah Linus Torvalds. Siapakah Linus Torvalds? Linus yang bernama lengkap Linus Benedict Torvalds, pada tahun 1991 adalah mahasiswa tahun kedua di Universitas Helsinki, Finlandia, jurusan Ilmu Komputer. Linus yang kebanyakan belajar secara otodidak menyenangi kegiatan hacking dalam mempelajari kemampuan sebuah komputer.
Linus Torvalds (id.wikipedia.org)
Pada saat yang bersamaan muncul gerakan GNU Project yang dicetuskan oleh Richard Matthew Stallman, bagaikan seorang nabi, ia aktif menyebarkan paham kebebasan dalam dunia perangkat lunak: sebuah software seharusnya bebas untuk dipelajari, digunakan, digandakan atau dimodifikasi karena semakin banyak yang mempelajari dan menggunakan akan terjadi proses penyempurnaan yang terus menerus sehingga nantinya akan melahirkan software yang semakin berkualitas. Untuk dapat dipelajari, kode sumber program bebas tersedia bagi umum. Inilah yang menyebabkan mengapa gerakan ini disebut juga gerakan Free and Open Source Software (FOSS) atau cukup disebut Open Source.
Richard Matthew Stallman (id.wikipedia.org) 
GNU Project dimulai pada tahun 1983. Salah satu yang berhasil dibuat adalah GNU C Compiler (GCC) yang sudah mulai dibuat oleh Stallman sejak tahun 1984.
Dengan software GCC dan Bash buatan GNU Project, Linus mulai bereksperimen membuat sistem operasi buatannya sendiri. Kegiatan pembuatan sistem operasi tersebut ia posting pada news group MINIX dengan harapan mendapat tanggapan dan saran dari anggota news group. Inilah saat kelahiran sistem operasi baru buatan Linus. Berikut ini isi emailnya :
From: torvalds@klaava.Helsinki.FI (Linus Benedict Torvalds) Newsgroups: comp.os.minix Subject: What would you like to see most in minix? Summary: small poll for my new operating system Message-ID: <1991Aug25.205708.9541@klaava.Helsinki.FI> Date: 25 Aug 91 20:57:08 GMT Organization: University of Helsinki Hello everybody out there using minix - I'm doing a (free) operating system (just a hobby, won't be big and professional like gnu) for 386(486) AT clones. This has been brewing since april, and is starting to get ready.I'd like any feedback on things people like/dislike in minix, as my OS resembles it somewhat (same physical layout of the file-system(due to practical reasons) among other things). I've currently ported bash(1.08) and gcc(1.40), and things seem to work. This implies that I'll get something practical within a few months, and I'd like to know what features most people would want. Any suggestions are welcome, but I won't promise I'll implement them :-) Linus (torvalds@kruuna.helsinki.fi) PS. Yes - it's free of any minix code, and it has a multi-threaded fs. It is NOT protable (uses 386 task switching etc), and it probably never will support anything other than AT-harddisks, as that's all I have :-(.
Dengan tanggapan yang cukup baik dari email sebelumnya, Linus mulai memperbaiki sistem operasi-nya. Setelah dirasa cukup keluarlah versi 0.01 pada pertengahan September 1991 dan ditempatkan dalam server FTP kampusnya di ftp.funet.fi, agar dapat diunduh/download oleh siapa saja yang berminat mempelajarinya. Dengan cepat terjadi perbaikan, versi 0.02 dirilis pada tanggal 05 Oktober 1991 dan pada bulan Desember 1991 sudah mencapai versi 0.10. Sebetulnya Linus ingin menamakan sistem operasi buatannya "Freax", yang merupakan kombinasi Freak, Free dan X dari Unix. Namun Ari Lemmke yang menjadi pengelola server FTP berpendapat "Freax" bukan nama yang ideal, dan tanpa sepengetahuan Linus mengubahnya menjadi "Linux" yakni gabungan Linus dan X dari Unix. Akhirnya nama Linux itulah yang digunakan hingga saat ini.

Banyak muncul Distro-distro linux yang mengusung kekuatan, ketangguhan dan tentunya kemudahan. Sebut saja Redhat sang jagoan urusan server; Suse, Mandriva, Ubuntu, Slackware, dan lain-lain yang mengusung kemudahan penggunaan. Distro atau distribusi adalah sebutan bagi sebuah kompilasi kumpulan Linux dan berbagai software hingga membentuk sebuah sistem operasi lengkap beserta ribuan aplikasi yang siap digunakan untuk berbagai keperluan. Blangkon dan IGOS Nusantara adalah 2 contoh distro dari Indonesia. Linux kini telah merambah berbagai bidang, diantaranya menyusup kedalam Smartphone. Bagi anda pengguna Android, anda sebetulnya sedang menggunakan Linux.

Linux dalam perjalanan sejarahnya memiliki maskot Pinguin. Hewan ini dipilih Linus secara tidak sengaja karena dipatuk hewan tersebut saat berkunjung ke sebuah Akuarium. Visualisasi logonya dikompetisikan kepada umum lewat diskusi pada mailing list Linux Kernel. Logo yang terpilih dibuat oleh Larry Ewing diberi nama Tux yang berasal dari singkatan Torvalds's UniX.
Maskot Linux : Pinguin, bernama Tux (wikipedia.org)

Walaupun kode sumbernya tersedia secara bebas, Linux memiliki nilai jual, ini dibuktikan oleh Red Hat yang go public di tahun 1999 hingga sekarang. Linux sendiri pernah diklaim hak kepemilikan oleh beberapa perusahaan namun berhasil digagalkan. Hak cipta Linux yang menggunakan GNU Public License (GPL) ternyata harus disempurnakan agar mengikuti perkembangan jaman. Karena faktor-faktor tersebut, pada Tahun 2007 didirikanlah lembaga Linux Foundation yang bertugas mempromosikan, melindungi, dan mengatur standar pengembangan Linux.

Perkembangan Linux selanjutnya akan selalu dihadapkan pada sponsorship (karena sering bersifat non-komersial) , kompatibilitas perangkat keras misalnya ketersediaan driver sebuah printer, dan kebiasaan user menggunakan software berbayar misalnya Windows. Meskipun kini Desktop Linux tampil dengan tampilan grafis yang sangat cantik dan dengan prosedur langkah-langkah penggunaan (wizard) yang mudah, tapi pengguna awam masih enggan beralih. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor dominannya penggunaan software bajakan di Indonesia yang sudah seperti kecanduan narkoba. Padahal kebebasan menggunakan, menduplikasi, dan memodifikasi itulah yang diinginkan dan dipraktekkan oleh pengguna software bajakan. Hal tersebut hanya legal pada Linux dan Open Source. Bagi kalangan akademik, Open Source seharusnya memberikan berkah. Mempelajari sebuah sistem operasi, kompiler, berbagai bahasa pemrograman akan lebih mudah karena tersedianya kode sumber program. Dan tidak kalah pentingnya komunitas yang mempelajarinya tersebar diseluruh dunia siap belajar bersama dan berbagi pengetahuan.

Salam Open Source.

Kepustakaan :
http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_Linux
https://netfiles.uiuc.edu/rhasan/linux/
http://www.linux.com/news/special-feature/stories-of-linux/427910-the-birth-of-linux-how-linux-got-started