Senin, 11 Juni 2012

Akses Google Sudah Memakai IPv6

Kebetulan hari Selasa, 12 Juni 2012, banyak user yang melaporkan browser di komputer mereka tidak dapat membuka layanan mesin pencari dan webmail Google.
Setelah diperiksa di squid log memang tertulis aksesnya sebagai berikut:

TCP_MISS/503 0 CONNECT apis.google.com:443 - DIRECT/2404:6800:4003:800::1000 -
TCP_MISS/503 0 CONNECT mail.google.com:443 - DIRECT/2404:6800:4003:802::1016 -
TCP_MISS/503 0 CONNECT www.google.com:443 - DIRECT/2404:6800:4003:800::1010 -

Wow, ipv6 sudah mulai diberlakukan aksesnya di squid box saya ya?

Melihat versi squid yang memakai squid 3.1 seharusnya ipv6 sudah disupport. Tapi kenyataannya kenapa request dari komputer client sepertinya tidak dapat dilakukan sementara browsing dari linux box dimana squid berada normal-normal saja?

Akhirnya saya teringat kembali tahap pertama saat akan melakukan internet sharing yaitu enable-kan ip forwarding. Tapi perintah ip forwarding yang ada dalam file /etc/sysctl.conf sebelumnya hanya untuk ipv4.

Solusi masalah di squid tersebut akhirnya adalah dengan membuat agar kernel bisa melakukan forwarding ipv6 dengan perintah berikut ini:
# sysctl -w net.ipv6.conf.all.forwarding=1

Nantinya apabila diperiksa dengan perintah berikut ini hasilnya adalah 1.

# cat /proc/sys/net/ipv6/conf/all/forwarding 1

Kini dalam log squid sudah terlihat akses ke google sudah normal kembali. User juga sudah melaporkan akses sudah normal kembali.

TCP_MISS/504 4364 GET http://www.google.co.id/ - DIRECT/2404:6800:4003:800::101f text/html
TCP_MISS/504 4419 GET http://www.google.com/search? - DIRECT/2404:6800:4003:802::1013 text/html
TCP_MISS/504 4291 GET http://www.google.com/favicon.ico - DIRECT/2404:6800:4003:802::1014 text/html

Selesai.

Minggu, 03 Juni 2012

Melihat Transit Venus Dengan Stellarium

Membaca berbagai berita tentang peristiwa yang sangat langka yang akan terjadi pada 06 Juni 2012, yaitu kejadian Transit Planet Venus, membangkitkan rasa penasaran kita, akan seperti apakah kejadian tersebut.
Namun bagaimana melihatnya karena kejadian tersebut berlangsung siang hari sehingga kita perlu filter khusus agar kita bisa melihat planet Venus tersebut yang berada didepan matahari yang sinarnya sangat terang bahkan bisa merusak mata pengamatnya.
Ada pula yang menganjurkan melihat kejadian tersebut di planetarium. Lha dibagian mana planetarium berada di indonesia ini?
 
Bagi kita yang berdomisili di pulau Kalimantan tidak perlu mencari planetarium atau membeli teleskop dengan filter khusus hanya untuk melihat peristiwa Transit Venus.
Apalagi tidak ada jaminan cuaca saat kita mengamati sedang cerah.
Disinilah gunanya software Open Source. Kita cukup download dan menggunakan Stellarium.
Stellarium adalah program simulasi pengamatan langit secara virtual sehingga seolah-olah kita melihat pandangan langit yang hampir serupa dengan situasi saat kita mengamati langit sesungguhnya.
 
Agar Stellarium bisa memberikan hasil yang mendekati kejadian sesungguhnya seperti saat kita melihat langit malam maka kita perlu melakukan konfigurasi berikut ini:
 
1. Bahasa
Bahasa dapat diubah menjadi Bahasa Indonesia, hal ini tidak wajib, namun bisa memberi informasi lebih banyak bagi pengguna yang kurang akrab dengan bahasa Inggris.
 
2. Lokasi pengamatan kita.
Pada versi-versi terakhir telah terdapat pilihan Kota Banjarmasin. Banjarmasin kita pilih agar kita bisa membuat tiruan langit malam persis seperti langit di luar rumah kita. Bagi pengguna yang berdomisili dikota lain bisa menyesuaikan dengan pilihan yang disediakan atau jika tidak ada, masukkan koordinat lokasi domisili anda.
 
3. Waktu Pengamatan
Default waktu pengamatan di Stellarium adalah waktu yang berjalan di komputer yang menjalankan Stellarium. Namun kita dapat mengubah waktu sesuai keinginan kita. Disini kita perlu memasukkan saat kejadian transit Venus berlangsung yaitu tanggal 06 Juni 2012 tepat saat matahari mulai terbit.
 
 
4. Efek Atmosfir
Agar kita tidak diganggu dengan pandangan langit biru disiang hari (efek atmosfir) kita bisa meniadakannya dengan klik pada tombol Atmosfir. Hal ini tidak wajib dilakukan.
 
5. Simulasi Perjalanan Waktu
Kita dapat mempercepat waktu atau memperlambatnya untuk melihat sebuah proses peristiwa astronomi. Untuk mulai melihat transit Venus klik pada matahari agar obyek tersebut "dikunci", kemudian lakukan zoom dengan roll bar pada mouse. Langkah terakhir klik tombol mempercepat waktu.
 
Melalui Stellarium kita bisa melihat bahwa kejadian transit Venus dari pengamatan di Banjarmasin, sudah dimulai tepat saat matahari terbit sekitar jam 06.20 WITA dan berakhir sekitar jam 12.35 WITA.
 
Silahkan dicoba Stellarium ini.
Dan bila anda masih penasaran, ada banyak software astronomi open source lain yang layak dicoba. Lebih gampangnya gunakan linux dan install secara online melalui internet.  
 
Salam Open Source
 

Belajar Astronomi Di Komputer Dengan Stellarium

Masih teringat oleh penulis saat Bill Gates melakukan kunjungan ke Indonesia pada Mei 2008.
Bos Microsoft tersebut didaulat oleh Presiden SBY untuk memberikan kuliah umum pada tanggal 09 Mei 2008.
Dalam kuliah umumnya beliau menyampaikan tentang pemakaian software komputer untuk pendidikan ilmu pengetahuan alam khususnya astronomi.
Disela-sela kuliah umum beliau sempat berucap menyatakan bahwa software "Proprietary" masih lebih baik dari "open Source". Tentunya waktu yang akan membuktikan kebenaran pernyataan Bos Microsoft tersebut.

Keesokan harinya para pengguna komputer yang mayoritas Windows di Indonesia heboh mengenai software atau program komputer apa yang digunakan oleh beliau. Mereka ingin mencobanya di komputer mereka.
Namun kehebohan tersebut ditanggapi dengan sikap dingin atau biasa-biasa saja dikalangan pengguna "Open Source". Mengapa? Menurut Onno W. Purbo dalam wawancara disebuah TV swasta, di kalangan pengguna "Open Source" khususnya Linux, software yang serupa (tidak sama persis) dengan yang digunakan oleh Bill Gates saat memberikan kuliah umum adalah hal yang sudah lama ada dan dipergunakan.

Bahkan software astronomi di Linux tidak hanya satu. Stellarium, Celestia, KStar, dan OpenUniverse adalah contoh nama-nama yang cukup besar. Setiap software selalu memiliki hal yang menjadi fokus perhatian para pembuatnya.
Stellarium menitikberatkan pada simulasi pemandangan langit seperti saat kita mengamati langit dimalam hari. KStar hampir sama seperti Stellarium, hanya saja proyeksi langitnya tidak 3 dimensi sedangkan OpenUniverse dan Celestia merupakan simulasi penjelajahan dalam tata surya kita.

Sesuai judul artikel kita akan lebih membahas pada Stellarium.
Stellarium merupakan proyek software "Open Source" yang mencoba membuat sebuah komputer menjadi planetarium virtual. Stellarium berlisensi GNU General Public License. Dengan lisensi tersebut kita bebas memakai, saling berbagi copy software, bahkan memodifikasinya karena disediakannya kode program tanpa perlu takut dicap membajak software.
Website resmi Stellarium dapat diakses di http://www.stellarium.org
Selain berjalan di Linux, Stellarium juga dapat diinstall di Windows dan Macintosh.
Salah satu keunggulan lain Stellarium adalah dapat berjalan di spesifikasi komputer yang relatif rendah.
Stellarium akan menghitung koordinat benda-benda langit dan menampilkannya pada posisi pandangan virtual yang sama seperti saat seorang pengamat melihat pemandangan di langit. Karena itu Stellarium sangat cocok sebagai sarana edukasi untuk mengajarkan astronomi.
Bahkan karena kualitas gambar yang dihasilkan sangat baik, Stellarium juga digunakan pada beberapa proyektor planetarium.
Selain itu Stellarium dapat difungsikan sebagai pengendali pada teleskop yang dilengkapi sistem kontrol rotator sehingga menemukan sebuah benda langit akan jauh lebih mudah.
Antar muka Stellarium adalah pemandangan sebuah lokasi pengamatan langit yang biasanya sebuah padang rumput dengan hutan disekelilingnya atau lahan pertanian yang luas. Pemandangan lokasi ini bisa kita ubah-ubah, bahkan kita bisa membuat pemandangan lokasi daerah pengamatan hasil olahan sendiri.
Selain ini kita bisa memperbesar (zoom) pandangan terhadap berbagai benda langit misalnya galaksi, bintang, berbagai planet dalam tata surya beserta satelitnya.
Nebula besar pada Galaksi Andromeda dilihat dengan Stellarium

Karena Stellarium mampu menghitung pergerakan berbagai benda langit maka kita bisa mensimulasikan keadaan langit pada berbagai peristiwa astonomi penting. Misalnya gerhana bulan, gerhana matahari, dan sebagainya.
Sebuah peristiwa Gerhana dalam tampilan Stellarium

Selain bintang, rasi bintang, planet dan satelitnya, Stellarium juga dapat disetting untuk menampilkan berbagai satelit buatan manusia misalnya ISS atau teleskop angkasa Hubble karena dilengkapi plugin simulasi satelit.
Tampilan Stellarium di desktop penulis
Salah satu kelemahan Stellarium dan kebanyakan software astronomi lain adalah minimnya data komet. Namun dengan dukungan komunitas pengguna di internet, beberapa komet dapat ditampilkan di Stellarium. Database satelit buatan juga dapat ditambahkan selain yang disediakan secara default.

Selamat menggunakan Stellarium untuk menambah pengetahuan astronomi anda.

Salam Open Source.


Kepustakaan:
http://www.stellarium.org
http://www.merdeka.com/tekno/bill-gates-indonesia-pasar-potensial-bagi-industri-ti-e9xjwfv.html
http://gobzip.blogsome.com/2008/05/10/kang-onno-tvone-tentang-kang-bill/
http://www.kafeastronomi.com/tracking-satelit-iss-dan-hubble-space-telescope-menggunakan-stellarium.html